Saling Melengkapi

Natal bukan hanya tentang merayakan, tapi tentang mendekatkan diri kepada Tuhan dan bersyukur atas kehidupan, meski dalam kesedihan dan kesulitan.

Ah, I should practice choir first so that my voice becomes more melodious later when singing. Eh, but where will Christmas be celebrated this year? Yes, I'll call Akang first. Oh Lord, I'm shivering. Oh, my head hurts too. It's almost Christmas, yet illnesses keep coming.
Ah, latihan kor lah dulu agar suaraku makin merdu nanti saat nyanyi. Eh, tapi tahun ini di mana Natalan? Ya, aku telepon dulu Akang. Marlibo Tuhan, menggigil badanku. Aduh, kepalaku pun sakit. Udah mau Natal, pun ada saja penyakit yang datang.

Who is this again? Ah, not the year for people to get sick. Hello, what is it? Ah, Akang, how are you? I'm not feeling well either. I think this is, ah, ah, how? Are you sick at Christmas? Yes, a lot on my mind. I feel like my head is going to explode, this is how I end up exhausted.
Siapa lagi ini? Ah, gak tahun orang sakit. Halo, apanya? Ah, Akang, kabar Kak? Aku ya enggak enakan badanku. Kurasa ini, ah, ah, gimana? Natal pun sakit kau? Iya, lagi banyak pikiran. Aku itu sampai mau pecah kepalaku ini, terakhir ginilah tepar.

Oh, what are you thinking about, Akang? I don't know, but there's always something to think about. Why did you call me? Hah, I wanted to ask, how's the Christmas event going to be? Is it going to be at your house? Because everyone is already asking. Yeah, yeah, yeah, yeah, whatever. This year's Christmas isn't like anything else. My head feels like it's going to explode again, I'm sick, and you still ask that.
Alah, apa yang kau pikirkan, Akang? Gak tahu, tapi ada saja memang yang dipikirkan. Kenapa kamu menelpon aku itu? Hah, ini aku mau nanya, kay mana jadinya acara Natalan? Jadinya dibikin di rumahmu? Karena bere-beremu itu udah nanyai. Ya, ya, ya, ya, udahlah. Tahun ini Natalan gak ada yang kayak mana kali. Mau pecah kepalaku lagi, sakit gini pun kau tanya itu pula.

Eh, Amang, yeah, you make it. Once a year and you can't? Eh, alright, last year I made it. Why does it have to be at my house again? Go to Donald's house. Eh, you know yourself, Akang, no one wants to go to Donald's house. Because Donald is stingy, he doesn't want to give gifts to the children. Ah, whatever, my head is getting dizzy hearing this.
Eh, Amang, iya, kau bikinlah. Masa setahun sekali pun gak bisa? Eh, udah ya, tahun semalam k bikino. Kenapa harus di rumahku lagi? Ke rumah Donal lah, kelen. Eh, kau kan tahu sendiri, Akang, gak ada orang itu yang mau ke rumah si Donald. Karena si Donald itu pelit, enggak mau dia mengasih thn anak-anak itu. Ah, udahlah, itu makin pening kepala aku dengar.

It's alright, it's alright, I can't, I can't. You're all just about money. Eh, Akang, hello, hello, Akang. Hello. Eh, what's this? The one who is counted on every year, now he can't. Ah, I'm holding back.
Iya, tak apa-apa, udahlah, gak sanggup aku, gak sanggup. Asih duit-duit aja kalian. Eh, Akang, halo, halo, Akang. Halo. Eh, kayak mananya ini? Dia yang diharapkan setiap tahun, dia pula enggak bisa. Ah, pending aku.

So, Hey Brother, this is family, earlier not even looked at, life is sick, only knowing money, money, events. Eh, drink some medicine first, hope you get well soon. Hey Mang, oh, I can't. My head is spinning, spinning, spinning, spinning.
Jadinya, He Abang, inilah saudara, tadi kan enggak ditengok, nyawa sakit, yang tahunya duit terus, duit terus, acara. Eh, kau minumlah dulu obat, semoga cepat sembuh kau. He Mang, ih, gak sanggup aku. Oyong kepalaku, Oyong, Oyong, Oyong.

The flowers are blooming. Mama's name, eh, Papa doesn't go back to the village. We're going to Samosir, Mom. Ah, I don't want to go anywhere this Christmas. Bah, let's go back to the village, Mom. Dad is having an event in Samosir. How come we're not going back to the village? Oh, how funny is Mom.
Tersangon bunga. Nama Mama, eh, Papa enggak pulang kampung. Kita ke Samosir, Mak. Ah, Natalan tahun ini enggak mau aku ke mana-mana. Bah, pulang kampung lah kita, Mak. Pak tengah buat acara itu di Samosir. Masa kita gak pulang kampung? Ih, lucu kali Mama ini.

Ah, we don't have to wait for Christmas to go back to the village. B Gudung, we can do it later. Yes, your mouth is so noisy. Ah, come on, Mom, let me find a travel bus. Yes, if it's too late, we can't leave, it'll be sold out later.
Ah, gak mesti tunggu Natal pulang kampung. B Gudung, nanti-nanti pun bisa. Iya, heboh kali mulut kau ini. Ah, ayolah, Mak, biar aku carikan bus travel. Ya, kalau kelamaan, gak bisa kita berangkat, udah habis nanti.

Come on, hey, I've said this year I don't want to go anywhere. Go back to your smelly place. Ah, that's just around. Ah, every year it's always a smelly place. Even if it's smelly, he goes to Samosir. Why are we here? Oh, how dizzy, seeing Mom like this.
Ayolah, hei, maingol, udah ku bilang tahun ini gak mau aku ke mana-mana. Palik ke tempat baumu. Ah, keim lingkar itu ajanya. Ah, tiap tahunnya tempat bau terus. Bau pun ke sana, ke Samosirnya dia. Ngapain kita di sini? Ih, pening kali, kengok Mama inilah.

Come on, we'll go there. You go alone to Sir, I stay here. This child won't listen. Yes, oh, how stylish is Mom, or maybe Mom doesn't have money, so she doesn't want to go back to the village. Sip, bami. Eh, you're so trivial with me. B Gurung, this year I really don't want to go anywhere, just want to stay at home.
Ayolah, makalan kita sana. Pilah kau sana sendiri ke Sir, aku tetap di sini. Yang badalan anak ini dibilangin. Ya, alah, gaya kali Mama, atau memang gak ada duit Mama, makanya enggak mau pulang kampung. Sip, bami. Eh, sepele kali kok sama aku. B Gurung, memang tahun ini aku enggak mau ke mana-mana, mau di rumah aja.

Besides, Christmas is not about going back to the village. Christmas is how we draw closer to God, be grateful for a happy life, for His love. Wow, suddenly becoming religious. Eh, that's just an excuse.
Lagi pula, Natal bukan tentang pulang kampung. Natal itu bagaimana kita mendekat diri kepada Tuhan, bersyukur atas kehidupan bahagia, atas kasih sayangnya itu. Bah, tiba-tiba mendad religius. Eh, alasan aja itu.

Hey Mang, I have no capital to sell. How can I go back to the village? Oh, the economy is tough this year.
He Mang, berjualan pun tak ada modalku. Macam mana lagi mu pulang kampung? Ih, pahit kali ekonomi tahun ini, ya.

Hah, isn't my grandparent's house beautiful? Tired of decorating it too. Ah, but I'm satisfied, it's a bit lively. Even if I decorated it, it's useless, I'm celebrating alone. No Mom, no Dad, it's so lonely.
Hah, gini kan cantik rumah opungku. Capek juga dekornya. Ah, tapi puas aku, agak meriah dia. Paknya, tapi percuma aja ak dekor, merayakannya pun sendiri. Aku gak ada Mama, gak ada Bapak, sepi kali.

Yes, yes, it's fun, let's play PS5. You know I'm wasteful. Yes Lin, save a lot, later when you break it, we'll split it.
Ya, ya, memang senang, laku bet PS5. Tahu aja kau kalau aku boros. Ya Lin, kau tabung banyak-banyak, nanti kalau bongkar bagi dua kita.

Yes, save a lot. You get treatment so you don't get forgetful. T, misunderstood your friend. Tek, manganahalapahun, this is what I've been waiting for. Celebrate with the people I love, like my dad, my mom, every year like this.
Ya, banyak-banyak. Kau berobat biar gak Lola. T, salah sangka konco-comu. Tek, manganahalapahun, kayak ginilah yang ku tunggu. Kurayakan sama orang-orang yang ku sayang, kayak bapakku, Mamaku, tiap tahun kayak gini terus.

Ah, the trials never end. Feels like God doesn't love me anymore. So many trials are given to me. Ah, I can't stand it. I don't live it, sometimes I'm jealous of complete families, celebrating with their dads, going out of town, having fun. When will this suffering end?
Ah, enggak habis-habis cobaannya. Kayak udah enggak sayang lagi Tuhan sama aku. Banyak kali cobaan dikasih ke aku. Ah, takah sanggup. Enggak aku jalaninya, iri kadang aku sama keluarga yang lengkap, merayakan sama bapaknya, pergi keluar kota, senang-senang. Kapan sengsaraan ini berakhir?

Sometimes, the weight of our struggles feels unbearable, but unexpected support can turn our pain into strength.

Yes, a lot of times you need to get treatment so you don’t get Lola. Don’t get it wrong, my friend. Manganahalapahun like this is what I’ve been waiting for; I celebrate it with the people I love, like my dad and mom. Every year it’s like this, ah, trials never end. It feels like God doesn’t love me anymore.
/
Ya, banyak-banyak Kau berobat biar tidak Lola. Jangan salah sangka, konco-comu. Manganahalapahun kayak ginilah yang aku tunggu; aku rayakan sama orang-orang yang aku sayang, kayak bapakku dan mamaku. Tiap tahun kayak gini terus, ah, enggak habis-habis cobaannya. Kayak udah enggak sayang lagi Tuhan sama aku.

[Applause] So many trials have been given to me, ah. I can’t stand it, you know. I can’t go on. Sometimes I envy families that are complete, celebrating with their dads, going out of town. When will this suffering end?
/
[Tepuk tangan] Banyak kali cobaan dikasih ke aku, ah. Takah sanggup, tah. Enggak aku jalaninya. Iri kadang aku sama keluarga yang lengkap, merayakan sama bapaknya, pergi keluar kota. Kapan sengsaraan ini berakhir?

[Music] Ugh, the more I take this medicine, the more my head hurts. Amang, I shouldn’t take it. It’s a headache, ugh. Oh, oh, man. Ah, I’m really sure about this. Eda, I’m sure I’m sick because I have no money. People owe a lot and don’t pay, want to celebrate Christmas, and I have no money, Amang.
/
[Musik] Hah, makin ku minum obat ini, makin sakit pula kepalaku. Amang, tak usah aku minum. H peningan, ah. Aduh, aduh, am. Ah, ih yakin kali aku ini. Eda, yakin aku sakit karena tak ada duit. Hutang orang yang banyakan enggak bayar, mana mau Natalan, duit pun enggak ada, Amang.

Well, eh Amang, what else do those debt collectors want? No more debts and you still have no money. I’m sick of this, ah. Eh, don’t get me wrong, Eda. I came here to pay my debt to...
/
Tah, eh Amang, apa lagi doralorer mau nah? Hutang enggak ada lagi, duitku enggak kau tu. Aku sakit ini, ah. Eh, jangan salah, kok Eda. Aku datang ke sini mau bayar hutangku sama...

[Music] Did you pay off my debt, Eda? Really, Eda? Come here, let me note it down. Eda, I want to pay my debt. What agreement do you have with them? Suddenly everyone is paying off their debts. Well, of course, so they can celebrate Christmas, you know. Well, yes, yes, yes, they’re immediately heard.
/
[Musik] Kau lunas hutangku, ya Eda? Yang betul, kok Eda. Sinilah, biar ku catat. Eda, aku mau bayar hutangku. I janjian apa sama kalian ini? Tiba-tiba semuanya membayar hutang. Ya iyalah, biar bisa Natalan, kaw. Nah, iya, iya, iya, i i langsung didengar.

It starts to become apparent. God, I’m paying off my debts, yes, yes, and paying too. W mendai, wow, before you were struggling to pay, now out of nowhere, you come to Rah just like that. Indeed, such luck, ah. Oh, you owe me and don’t pay, wandai. I want to fix your bathroom, you seem to be celebrating Christmas.
/
Kesahu mulai bahat-bahat. Tuhan, kuayar hutangku, yo ya ya membayar juga. W mendai, ih, dulu yang payahan kau membayar, jam sekarang tak ada angin, tak ada hujan, langsung dia datang ke Rah. Rezeki kali memang, ah. Oh, utang kau sama aku enggak kau bayar, wandai. Aku mau betulin kamar mandi lu, kau Natalan rupanya.

Ah, let those who want to celebrate go first, that's right, wandai suits. Oh, you said you were sick, Eda. Now you look like you're not sick. You don't have any patches left, yet you buy lipstick. I was sick because I was worried about not having money for Christmas, but for some reason, you all paid your debts, so I got better, ah sis. I'm motivated again. Hah, hah, it can be like that.
/
Hah, dahulukanlah yang mau merayakan, gitu kan, wandai cocok. Ih, katanya kau sakit, Eda. Ini kengok, kayak enggak sakit. Udah enggak ada koyokmu, beli lipstik pun kau. Aku sakit karena pikiran enggak ada duit untuk Natalan, tapi entah kenapa kalian membayar semua hutang, jadi sembuh, ah kak. Semangat lagi ini. Hah, hah, bisa gitu.

[Music] Yes, my head is so stressed. I don't know what to do on Christmas here, there's nothing to see. Okay, b, that's what you said. Never mind, forget about going back to the village. Ah, be grateful you're a kid who got used to it. Your head, yes, take a bath over there, don't be a bother. That's what you're bathing.
/
[Musik] Ya, suntuk kali kepalaku. Entah ngapain Natalan di sini, enggak ada yang ditengok. Sip, b, aku itu aja yang kau bilang. Udahlah, togur, lupakan pulang kampung itu. Ah, mensyukurin kau memang jadi anak yang kerasan. Kepala otak kau itu, ya mandi kau sana, jangan burungu. Itu yang kau mandikan.

I'm awake, you're so dark here. Ma, not selling, huh. No, I'll keep selling and become rich. Where am I going, you? Laahwa, I'm going to Grandma Nur's house, to the traditional healer, you know. I want to check on my child first, just in case anything happens. It's almost 2025, why hasn't she come out yet. Try it.
/
Aku wak, keling kau tot keed. Ma, enggak jualan, ih. Enggaklah, nanti jualan terus jadi kaya. Aku mau ke mana, ya kau ini? Laahwa, aku mau ke rumah Nek Nur, ke dukun bayi itu loh. Mau ku cek dulu anakku, takut-takut kenapa-kenapa. Ya kan, udah mau 2025, kok enggak keluar-keluar dia. Cobalah.

Yes, I’ve seen you pregnant for a long time, but you haven’t given birth, oh baby. What is that? Yes, I’m afraid it’s a gunduruwo baby. Hey, don’t you dare say gunduruwo to my face. Mom, it's the same form as us, just different.
/
Iya, udah lama juga ku tengok kamu hamil, tapi apa tidak melahirkan, ih bayi. Apa itu? Iya, aku takutnya bayi gunduruwo. Hei, jangan kau tebalkan kali kata gunduruwo itu ke mukaku. Mak, bet sama bentuk kami, tapi beda.

Oh, nature has its way, you dark one. Eh, I remembered, why don't you go back to the village, huh? Not celebrating Christmas it seems, huh. No, Mom, it's true. I’m just too lazy to go back to the village. Eh, besides, I love this village, so how? I feel more comfortable here.
/
Alam ada-ada aja, wak keling ini. Eh, teringatku, w keling, kok enggak pulang kampung, hah? Enggak Natalan rupanya, ih. Enggaklah, Mak, betet. Udahlah, itu lagi malas aku pulang kampung. Eh, lagian sayang aku sama kampung ini, jadi kayak mana ya? Lebih enak di sini, kurasa.

Eh, hey, why? Nothing. Besides, my body can't take long trips there. It might stop halfway, and I have no money, Mama. That’s why we don't go back to the village. Hey, perfect, pig. Ah, B, you’re just embarrassing.
/
Eh, loh, kenapa? Tidak apa-apa. Lagian badanku pun tak sanggup aku jalan-jalan jauh sana. Mau dia jepot nanti tengah jalan, ya enggak ada duit, Mama itu. Bu, makanya enggak pulang kampung kami. Ei, sip, babi. Ah, B gurung, bikin malu aja kau.

Eh, eh, I have some money, not bad. I have a lot in my pocket. Really lazy. I actually want to go anywhere. Don’t listen to what the pig’s mouth says, but you want to, huh? Use my money to go back to the village, okay? Len, just stop, go bathe over there, ah. Just bathe that bird. Your bird doesn’t get ready quickly to go back to the village. You all ready.
/
Eh, eh, ada duitku, maabet. Ada ini banyak di kantong. Memang malasnya. Aku mau ke mana-mana sebetulnya. Jangan didengerin apa mulut Si babi ini, tapi pengen kan, hah? Ini pakai duitkunya pulang kampung, k? Len, udah to, gur mandi kau sana, ah. Burung itu aja yang kau mandikan. Burungmu enggak cepat siap-siap pulang kampung. Kelen udah.

[Music] The money is here, no money is no excuse not to go back to the village. Oh, it’s been a long time, don’t do that. Ah, you listen to what B says, I can’t accept it. No, no, no, it’s nothing.
/
[Musik] Duitnya ini ada, duit enggak ada alasan enggak pulang kampung. Aduh, udah lama bet, enggak usah itu. Ah, kau dengarkan pula kata B itu, enggak bisa aku nerimanya. Enggaklah, enggak, enggak, udah enggak apa-apa.

L Wa, ah, take it, take it, take it. Done, done, done, that’s it, you know. Don’t, Mom, begging so much. I can’t accept it as a family, oh. This is too much, please, I want to cry. Take it, Mom. Oh, like it’s true, shy cat. Shut up, baboon. That’s it, you started this, you know. If you don’t accept my money, I’ll be heartbroken, Wa. Besides, you used to be so good to me. I have no vegetables.
/
L Wa, ah, terima, terima nih, terima. Udah, udah, udah, itu, ih. Janganlah, Mak, ber minta tolong kali. Aku sekeluarga enggak bisa aku terima, ah. Yang banyakan ini, tolonglah, mau nangis aku. Ambillah, Mak. Ah, macam betul aja pun, malu-malu kucing. Diam kau, bodat. Udah, kau yang mulai ini, ah. Kalau enggak kau terima duitku, sakit hati kali aku, ya Wa. Lagian dulu pun kau, kau baik kali sama aku, loh. Aku enggak ada sayur.

Kebaikan itu seperti boomerang, selalu kembali saat kita butuh.


Hah, ini pakai duitku pulang kampung. / Ha, use my money to go back to the village.

Len, udah to, gur mandi kau sana ah burung. / Len, enough, just go shower there, bird.

Itu aja yang kau mandikan, burungmu. / That's all you're washing, your bird.

Enggak, cepat siap-siap pulang kampung. / No, quickly get ready to go back to the village.

Kelen udah W, Wak pun siap-siap ni. / You all ready, I'm getting ready too.


[Music]


Duitnya ini ada duit, gak ada alasan gak pulang kampung. / There is money, no reason not to go back to the village.

Aduh, udah lama bet, gak usah itu. / Oh, it's been a long time, don't need that.

Ah, kau dengarkan pula kata B, itu enggak bisa aku nerimanya. / Ah, you listen to B's word, I can't accept that.

Enggaklah, enggak enggak, udah enggak apa-apa. / No, no, it's okay.

L, Wa, Ah n terima terima nih terima. / L, Wa, Ah I accept accept this accept.

Udah, udah, udah, itu ih, janganlah Mak ber minta tolong kali. / Alright, alright, alright, don't ask for help, Mak.

Aku sekeluarga gak bisa aku terima ah yang banyakan ini, tolonglah. / My family can't accept this much, please.

Mau nangis aku. / I want to cry.

Ambillah, Mak. / Take it, Mak.

Ah, macam betul aja pun malu-malu kucing. / Ah, like just shy cats.

Diam kau, bodat, udah. Kau yang mulai ini ah kalau gak kau terima duitku, sakit hati kali aku. / Shut up, fool, enough. You started this if you don't take my money, I'll be very hurt.


Ya, Wa. Lagian dulu pun kau baik kali sama aku loh. / Yes, Wa. Back then, you were really kind to me.

Aku enggak ada sayur, kau kasih, aku mau hutangan, kau kasih. / I had no vegetables, you gave, I wanted a loan, you gave.

Sekarang udahlah, biar aku yang bantu kau. / Now just let me help you.

Manusia kan memang kayak gitu, Wak, kadang di atas, kadang di bawah, biar seenak sama enak gitu loh. / Humans are like that, Wak, sometimes up, sometimes down, just enjoy it.

Udah, ambil aja, L. / Just take it, L.

Biar pulang kampung, kau jumpa sama saudaramu di sana. / So you can go back to the village and meet your relatives there.


Ya, alah, kubantu pun enggak sebanyak ini, Mak. / Oh, Mak, even if I helped it wasn't this much.

Bet paling 1.000 r.000 nya itu udahlah, lagi yang lama-lama pula, / At most 1,000,000, that was enough, and the old stuff too,

k ungkit-ungkit lagi ah ini banyak kali. / bringing it up again, there's so much.

Ah, terima aja, L. / Ah, just accept it, L.

Mak, itu kebaikan Mama yang dulu dibalas sekarang. Itulah namanya balas budi, ya kan? / Mom, your past kindness is being repaid now. That's called reciprocity, right?

Bu, betul. Dengar itu. / That's true, listen to that.

Aduh, ya udahlah kalau gitu, / Oh, alright then,

makasih banyak ya, Mak. Makasih ikhlas, ini kan ikhlas, lahir batin aku. / thank you so much, Mak. Thank you sincerely, this is sincere, from the heart.

Wah, ikhlas. Lagian duit ini gak ada apa-apanya sama kebaikan kau yang bantu aku dulu loh. / Wow, sincerely. Besides, this money is nothing compared to your past kindness to me.

Udah siap-siaplah kau, togur, nunggu apa lagi? / Get ready, what are you waiting for?

Cobalah, tapi udah terlambat. Yang sebetulnya kami pulang kampung, Bu, gak ada lagi. / Try, but it's too late. Actually, we can't go back to the village anymore.

Bu, travel udah kucek tadi, penuh semua. / Ma'am, I've checked the travel services, all full.


Ya udah, kalau gitu, / Alright, if that's the case,

pakai mobil ibu itu, biar diantar kalian sama sopir Ibu ke Samosir sana. / use mom's car, let the driver take you to Samosir.

Hah, cocok omak, main kali ah pulang kampung ke Sir naik mobil kotak sabun. / Hah, perfect mom, going back to Sir using a soapbox car is quite something.

Ih, kalau naik itu kami pulang kampung, Mak Bet, udah berlebihan lah itu. / If we use that to go back home, Mak Bet, it's too much.

Ih, Abang Tahe dikiranya aku orang kaya. Nanti di sini yang banyakan tetanggaku, nanti mengghutang. / Brother Tahe, they think I'm rich. Later here, all my neighbors will start borrowing.

Ih, enggak sanggup aku naik mobil aprat itu ah. / I can't bear to ride that kind of car.


Is, Wak, keling inilah memang banyak kali nolaknya. / Oh, Wak, he's always refusing a lot.

Gak enak ngomong sama dia. / It's not comfortable talking to him.

Nah, itu mau kan kau togur? Mau kan, nak? / Now, you want, right? You want, right, child?

Ih, mau kali aku, Bu. / Yes, I really want, Ma'am.

Kapan lagi pulang ke Samosir sana naik mobil artis? / When else to go back to Samosir with a celebrity car?

Ha, i ah, kalau kayu laut ini memang mau-mau aja naik mobil babi pun mau dia itu pulang ke Sir sana. / Ha, yeah, this driftwood is willing to go anywhere, even in a pig car, to go back to Sir.

Udah togur, cepat kau, seretlah Mama kau ini yang seganan itu bawa mobil itu ke sana. Cepat, cepat. / Come on, quickly, drag your shy mom to bring the car there. Fast, fast.


Makasih. / Thank you.

Ya, aku bersaksi kalau kamu betul-betul orang baik. Semoga Tuhan yang membalasnya. / Yes, I testify that you are truly a good person. May God repay you.

Kalau aku tak bisa, bet, kepala ini pun kuasih tak cukup, tak cukup, Abang TA. / If I can't, really, I would give my head and it still wouldn't be enough, Brother TA.

Ya udah, W, udahlah. / Alright, W, that's enough.


[Music]


Ah, iya. / Ah, yes.

Mak, udah jangan nangis lagi, ayo cepat siap-siap kita pulang kampung. / Mak, stop crying now, let's quickly get ready to go back home.

Kosir, Ayah, / Kosir, Dad,

nang pergirlah aku kemas-kemas sama Bet ya. / I'm going to pack with Bet, alright?

Wah, udah jangan nangis lagi ah. / Wow, stop crying now.


[Music]


Akuih aku lagu ini sendiri, aku di sini ada yang... / I'm admitting this song myself, here I have something...


[Music]


Pedulia semui. / Care about everything.


[Music]


Gak sanggup, aku. / I can't bear it.

Surprise, Mak, nangis koj, lemah kali kau. / Surprise, Mak, are you crying, you're so weak.

Kawan, lap air matamu tuh. / Friend, wipe your tears.

Ih, muncul di berbeda tempat kan? Ya ada di dapur, ada di pintu, ada di jendela, kayak setan kan? / Oh, appearing in different places? There in the kitchen, at the door, at the window, like a ghost, right?

Ah, setan, kepala otak kau itu lah manusia kami. / Ah, ghost, your brain is the human among us.

Lo, aku bawa makanan untuk kau, Jo. Ada ayam goreng kesukaanmu. Kalau aku bawa buah untuk kau, Jo, aku tahu selama miskin, kau pasti kurang vitamin. / Look, I brought food for you, Jo. Your favorite fried chicken. I even brought fruit for you, Jo, I know while being poor, you must lack vitamins.

Kan tahu aja. / Just figured.


[Music]


Kotak, ya udah, masuklah kalian, Wei, biar kita makan sama-sama. Ayo, we, yuk, yuk y. / Box, alright, you all come in, Wei, let's eat together. Come on, we, let's go.

Repot-repot kalian bawa Hadian tu, gua jauh kali rumah opung, mujo capek kali kami ke sini. / Trouble you brought that gift, my grandparent's house is far, I’m tired coming here.

Ah, makasih, aw, udah datang jauh-jauh ke sini. / Ah, thank you, aw, for coming all the way here.

Memang Kelen lah keluarga keduaku. / You're truly my second family.

Alah, bacrit banyak kali ceritamu. / Oh, you talk so much.


Udah sepantasnya lah kita berkawan kayak gini, saling melengkapi dan saling menghibur. Kalau ada yang sedih, sekarang enggak kesepian lagi kau kan. / It's only right for us to be friends like this, complementing each other and entertaining each other. If someone is sad, you're not lonely anymore, right?

Kalau dibilang yang masih sepiah bet, karena mama, jangan nangislah. / If you say you're still lonely, it's because of mom, don't cry.

K pening, nangis-nangis saja, udah bahagia. / Feeling dizzy, just crying, already happy.

Kita bahagia, makan, y, makan, udah lapar aku. / We're happy, eating, yeah, eat, I'm already hungry.

Nih, lama kali ya. / It's been a long time, right?


Ih, celamitan kali Martha, udah aku yang bawa ayamnya, dia pula yang makan, marth. / Oh, Martha is so greedy, I brought the chicken, and she's the one eating it, marth.

Mi makanan ini kita bawa untuk Joshua. / Mi, we brought this food for Joshua.

Kau pula yang lahap makan di situ ya, hm. / You're the one eating heartily there, huh.

Udah biarlah, Lin, ini kita makan sama-sama. / Just let it be, Lin, we eat together.

Lagi an, aku di sini ya sendiri, enggak banyak kali makanku. / Besides, I'm here alone, I don't eat much.

Udah, udah kau dengar, Lin? / Alright, did you hear, Lin?

Hah, jelas, kau kayak nuntut ilmu, kau yajo di sini sendirian. / Hah, obviously, you're like studying, you're alone here.

Kebahagiaan sejati sering kali datang dari hal-hal kecil dan dukungan orang-orang di sekitar kita.

Our story deserves for us to be friends like this, complementing and entertaining each other. If someone is sad, they are no longer lonely now. You see, if you say you are still lonely, it's because of mom. Don't cry, we are already happy. We are happy, let's eat, we are already hungry.
/Cerita kita sudah sepantasnya lah kita berkawan seperti ini, saling melengkapi dan saling menghibur. Kalau ada yang sedih, sekarang tidak kesepian lagi. Kau kan, kalau dibilang yang masih sepiah, bet karena mama. Jangan nangislah, kita sudah bahagia. Kita bahagia, makan y makan, sudah lapar.

I'm here, it's been a long time, right? Ih, Martha is so greedy, it's me who brought the chicken, and she's the one who's eating. Martha, we brought this food for Joshua. And you are eating there voraciously? Hm, let it be, Lin. Let's eat together again. I'm here by myself, not eating much.
/Aku nih, lama kali ya. Ih, celamitan kali Martha, sudah aku yang bawa ayamnya, dia pula yang makan. Martha, makanan ini kita bawa untuk Joshua. Kau pula yang lahap makan di situ ya? Hm, sudah biarlah, Lin. Ini kita makan sama-sama lagi. Aku di sini ya sendiri, enggak banyak kali makanku.

Have you heard, Lin? Hah, clearly you are like studying. You are here alone. Already hurt me, ta. How am I here, who decorated your grandparent's house with ornaments? You decorated it, Jong. Yes, who else if not, mak? No one helped. C, no one, ta. How could I ask for help to decorate my grandparent's house from ghosts? I did it all myself. Better to ask for wealth than ask for help to decorate, right? Jo, that's right too.
/Udah, udah kau dengar Lin? Hah, jelas kau kayak nuntut ilmu. Kau di sini sendirian. Udah tahan tikam aku, ta. Betapa aku di sini, siapa yang menempelkan pernak-pernik di rumah opungmu ini? Kau yang mendekornya, Jong. Iya, lalin siapa lagi, mak? Enggak ada yang bantuin. C ya enggak ada lah, ta. Mana mungkin aku minta tolong untuk bantuin dekor rumah opungku ini sama makhluk halus? Aku sendiri semua. Mending minta kaya daripada minta bantuin dekor, ya kan? Jo, betul juga.

Yes, correct. To become rich again, you don't need to be sad, right? Unable to accept his situation. Lin si Mara brought fruit, Betty brought fried chicken, what did you bring, Lin? A gift for me? Well, you hope to receive a gift. Yes, these are the times when lacking, Lin. Any gift you give, I will accept it.
/Ya, betul. Biar balik kaya lagi, awak gak perlu sedih, ya kan? Belum bisa menerima keadaan dia. Lin si Mara kan bawa buah, Betty bawa ayam goreng, kau bawa apa, Lin? Hadiah untukku? Nih, berharap kali kau dikasih hadiah. Ya, namanya lagi kekurangan gini, Lin. Apapun hadiah yang kau kasih, aku terimalah.

Close his eyes, ata ready B execute. Ih, what are you going to do? I'm already here. Just be quiet there. You said you wanted a gift, right, but why do my eyes have to be closed like this? Well, it's called a surprise, must be closed. Don't open that plastic, okay Jo. If not, the gift will fail. Just follow the command. Why, Jo? Ah, your mouth is so noisy, very much.
/Tutup matanya, ata siap B laksanakan. Ih, mau kelan apakan? Aku udah di di. Udah diam kau situ. Katanya kau mau hadiah, ya, tapi kenapa mataku harus ditutup kayak gini? We, namanya surprise, harus ditutuplah. Mukamu jangan kau buka plastik itu, ya Jo. Kalau enggak, gagal hadiahnya. Udah ikutin perintah aja. Kenapa, Jo? Ah, bising kali muncung kau, k banget.

Alright, like this I'm already very happy. Just be quiet. You have too many stories, this is really exciting. Jo, let's bring it out directly. Come on, okay. Come on Jo, stand up. Jo, stand up. Let's go out, Wi. Alright, what is this? Surely delicious, this is delicious. Lin, you and Betty, just stay there. Stay here, don't open the plastic until Merin counts to three.
/Udahlah, weh, kayak gini aja udah senang kali aku. Udah diam kau. Banyak kali ceritamu pun, pokoknya seru kali ini. Jo, tah bawa keluar langsung. Ayo, oke. Ayo Jo, berdiri. Jo, berdiri. Keluar, kita keluar. Keluar, Wi. Udahlah, we, kentah apa-apa ini. Pasti enak nih, enak nih. Lin, kau sama Betty, situ aja ya. Diam sini, kau jangan dibuka plastiknya, ya. Nanti tunggu hitungan Merin sampai tiga.

Okay, one, two, three, open! Alright, I guess, just a prank. Glen doesn't have a gift. Said it was a prank. How is it our hobby to prank? Prank your left, Pa. Ih, smart! [Laughter] CL so funny. Came to your senses, where did you get this? Wei, really dangerous. Yes, we got it from far away, Jo. By plane. [Laughter] [Music]
/Oke, satu, dua, tiga, buka! Udah, ak tebak, pasti ngprank aja. Glen enggak ada hadiahnya. Ngeprank pula, katanya. Mana hobi kami nge-prank? Nge-prank kirimu, Pa. Ih, sinter! [Tertawa] CL lucu kali. Datang kelangkat dia, di mana kalian dapat nih? Wei, wah bahaya kali. Ya, jauh kami dapatnya ini, Jo. Naik pesawat. [Tertawa] [Musik]

Thank you, Santa. Open it, Jo. Yes, Jo, open it quickly. The gift is given to me. Why are you all curious? Ih, what are we curious about? We already know what it contains. What, ih, how do you know? Ken? Hmm, not true. That’s why open it quickly.
/Makasih ya, Santa. Bukalah, Jo. Iya, Jo, cepat buka. Kadonya aku yang dikasih kado. Kalian pula yang penasaran. Ih, apa pula kami penasaran? Udah tahu kami ya isinya itu. Apa, ih, kok udah tahu? Ken? Hmm, enggak betul. Ini makanya kau buka cepat.

Wih, what is this? Tih, my train! [Applause] [Music] I'm very happy. Yes, be happy rather than sad going to Japan again. They say, thank you very much. This gift is special for me. I'm very happy. There is something even more special, Jo. What else, Lin? Never-ending.
/Wih, apa ini? Tih, keretaku! [Tepuk tangan] [Musik] Senang kali aku. Ya, senanglah masa sedih lagi ke Jepang. Katanya, makasih aw. Ini kado yang spesial untukku. Senang kali aku. Ada lagi yang paling spesial, Jo. Apa lagi, Lin? G habis-habis.

[Music] Santa mama. [Music] Mama, mama. Really miss mama. Mama, don't leave again, okay. My eyes are crying. Why crying so happy? I mas, oh, my eyes are crying. Bala-bala can ask. S so whiny aw. Don't know when to see our mom again. Ih, impossible, it's been a long time. I'm happy to see Joshua like this. Ah, don't leave again, Ma. Thank you, Lin. We succeeded, Lin, making Joshua happy again. Yes, Bet, very happy.
/[Musik] Santa mama. [Musik] Mama, mama. Kangan kali jama. Mama, jangan pi-pigi lagi, ya. Keluar, matakuak perah. Kok nangis sebahag? I mas, aduh, keluar mataku. Bala-bala bisa nanya. S cingeng kali aw. Entah kapan jumpa sama mama awak. Ih, enggak mungkinlah, udah lama enggak ada. Ikut senang aku nengok Joshua kayak gini. Ah, jangan pigi-pigi lagi ya, Ma. Makasih ya, Lin. Berhasil kita, Lin, bikin Joshua senang lagi. Iya, Bet, senang kali.

[Music] [Applause] [Music] I'm happy. Indeed we create it, but God, who owns the universe, makes it happen. [Music] Goodness comes not from siblings, but from an environment that has exceeded family. The good can't be contained sometimes. Never doubt the secret of God, especially until prolonged despair and disappointment. Because fortune is arranged by God. If it's time for you to be happy, then be happy.
/[Musik] [Tepuk tangan] [Musik] Aku bahagia. Memang kita yang ciptakan, tapi Tuhan pemilik semesta yang menjadikan. [Musik] Kebaikan datang bukan dari saudara kandung, tapi dari lingkungan yang sudah melebihi keluarga. Yang baiknya kadang tak terbendung. Jangan pernah meragukan rahasia Tuhan, apalagi sampai putus asa dan kecewa berkepanjangan. Sebab rezeki itu Tuhan yang ngatur. Jika saatnya kamu harus bahagia, maka bahagialah.

Sometimes indeed we do not understand the secret of the Almighty. In a matter of seconds, disappointment can turn into laughter, quiet into noise, and sadness into happiness. [Music] From them, we learn, sometimes we don't know where to find fortune and happiness. But believe me, fortune and happiness know where their owner is. Isn't it that the Almighty always has a way to make it happen? Remain grateful, continue to do good to fellow humans.
/Kadang memang kita tidak mengerti rahasia yang maha kuasa. Dalam hitungan detik, kecewa bisa berubah menjadi tawa, sepi menjadi riuh, dan sedih menjadi bahagia. [Musik] Dari mereka kita belajar, kalau kadang kita tidak tahu di mana kita harus menjemput rezeki dan kebahagiaan. Tapi percayalah, rezeki dan kebahagiaan tahu di mana pemiliknya. Bukanah Tuhan yang mah kuasa selalu punya cara untuk membuatnya. Tapersyukur tetaplah berbuat kebaikan ke sesama manusia.

Wow, one kind act is a way that will lead us. [Music] My how. [Music] Be. I'm going to look for a house. [Music] Cheap, ask Betty. [Music] Okay, ta. [Music] Just take it directly. L, take it directly, just pull it. L, yes, Mara can. [Music] [Applause] Bring it ah. That's from there. Not yet, really. Betty, later near her. We are given health this year too. [Music] [Applause] [Music] Alhamdulillah. This is W who was talking. W is roaming everywhere now. Alright, so. Just use mother's car. Although briefly, stay still. [Music] Yes, alright if so, use that mother's car. Let. Oh Allah, please oh Allah. [Music] C has no battery.
/Wau, seilun kebaikanah satu cara yang akan membawa kita. [Musik] My how. [Musik] Be. Naku mau cari rumah. [Musik] Murah, tanya sama Betty lah. [Musik] Oke, ta. [Musik] Ambil ngambil langsung aja. L, ngambil langsung, cabut aja. L, ya si Mara kan. [Musik] [Tepuk tangan] Bawaa ah. Mampuslah. Nah, itu dari situ. Belum dia, tuh. Betty, nanti dekat dia. Kita diberi kesehatan tahun ini pun udah. [Musik] [Tepuk tangan] [Musik] Alhamdulillah. Ini lah W yang tadi ngomong. W keling mana-mana sekarang. Udahlah, seangang. Ya, udah kalau gitu pakai mobil ibu. Biar bentar-bentar, diam. [Musik] Yuk, ya udah kalau gitu pakai itu mobil ibu. Biar. Ya Allah, tolong ya Allah. [Musik] C ber baterai.