Mangsa Baru || Kontrakan Rempong Episode 870

Sometimes, being close to family means more drama than love; distance can keep the bond fresh.

"Ye, si Tari ini ke mana? Dia udah 5 hari, nampakku rumahnya tutup kayak gini terus. Apa dia enggak pulang? Ke mana dia ini? Peri Elia, ada si Tari di rumahnya? Enggak. Dia, ya aku gak tahulah, sum. Dia ke mana? Pokoknya udah 5 hari, kayaknya dia enggak di rumah. Entah ke mana dia, entah pulang malam, entah apa. Gak tahulah, rumahnya tutup terus. Dia, tapi kayaknya enggak mungkinlah dia di rumah. Rumahnya memang gembok, jadi kayak gitu si Tari itu. Dia gak pernah pergi-pergi kesahu samaku. Mesti kali rupanya kalau dia pergi-pergi harus laporan dulu sama kau. Haah, itulah kau. Ggak ada dia pun kecariannya kau. Hei, pale, ya kecarianlah dia kayak gitu-gitu. Tetap adikku, keluaku itu. K cariin ada dia. Kau berantemin terus, itu udah biasa. Namanya berantem-berantem keluarga, macamak punya keluarga. Yaudah, kalau kau kearian, k teleponah dia. Punya nomornya telepon dia mana? Mau aku, pulsaku lebih berharga dari dia. Sayang, pulsaku itu perhitungan."
"Where has Tari gone? It has been 5 days, her house is always closed like this. Has she not come home? Where is she? Elia, is Tari at her house? No. Well, I don't know, my friend. Where is she? It's been 5 days, it seems she is not at home. Who knows where she is, maybe she comes home late, or something. I don't know, her house is always closed. But it seems unlikely she's at home. Her house is indeed locked, that's how Tari is. She never tells me when she goes out. It's like she has to report to you if she goes out. Hmph, that's you. Even if she's not there, you're looking for her. Hey, my friend, yes, I am searching for her like that. She's still my sister, my family. Looking for her is fine. You always argue, that's normal. It's called family arguments, every family has them. Well, if you're looking, call her then. Do you have her phone number? Honestly, my phone credit is more valuable than her. I value my phone credit a lot."

"Kand Kar pun beda-beda, karena kita cari-cari sendiri-sendiri, gak ada itu sama-sama. Yang ngerilah kau li, li enak kali kayak gini. Pulang dari Singapore habis jalan-jalan sama Om Hardian, senang kali aku dibawa Om Hardian jalan-jalan. Ya kan, gak KW aja si Tari yang diajak, aku kan juga diajak sama k Rudi. Kan sih enak kalau aku diajak, cuma jaga nyamuk. Kan kan tahu sendiri, bang ROM itu gak datang. Gak ada, alah he mawar, gak usah lagi ke bahas-bahas si Roma itu. Ah, udah yang penting kita liburan, senang, happy. Ha, udah siap jalan-jalan, udah siap liburan ke Singapore. Bukan gitu loh, Tari. Cuma agak kesal aja, gak ada kawannya liburan gitu."
"Even the Kand Kar is different, because we search on our own, there's no togetherness. But you know, it's nice like this. Coming back from Singapore after walking around with Uncle Hardian, I was so happy being taken around by Uncle Hardian. You know, it's not just Tari being invited, I was invited by Uncle Rudi too. It's great when I'm invited, just keeping mosquitoes away. You know, brother ROM didn't come. No, forget about Roma, no need to discuss him anymore. Ah, what's important is we are on holiday, happy, having fun. Yeah, done with walking around, done with vacationing in Singapore. That's not it, Tari. Just a bit upset, no friend to vacation with."

"Eh, tapi teringatnya dari bandara ke rumah kau jauh juga ya, Tari. Ih, aku pun gak pernah ke bandara. Baru kali ini aja aku ke bandara, ini pun k jalan-jalan ke dapur. Jadi enggak tahu aku, jaapa dekat ini. Perjalanan kita udah mau hampir 1 jam, tapi kita belum sampai-sampai tahu. Iya, Tari. Kenapa sih, Tari, kau tuh beli rumahnya di kampung-kampung? Kenapa enggak di pinggir-pinggir kota aja? Ya kan, Denada, sebenarnya aku suka juga tinggal di daerah-daerah kota kayak gitu, yang rumahnya besar-besar gitu. Kan aku rencana pun mau ambil apartemen. Cuman karena Kakak aku enggak ngasih, kan harus tinggal dekat dia. Katanya kalau aku jauh-jauh nanti enggak bisa tengok-tengok aku, katanya."
"Eh, but thinking about it, from the airport to your house is far too, Tari. I've never been to the airport. This is the first time I'm going to the airport, even this is just a walk to the kitchen. So I don't know, is it close? Our journey is almost 1 hour, but we haven't arrived yet, you know. Yes, Tari. Why did you buy a house in the villages? Why not on the outskirts of the city instead? Well, Denada, actually I also like living in city areas like that, with big houses. I plan to get an apartment. But because my brother doesn't allow me, I have to live near him. He said if I'm too far, he won't be able to check on me."

"Eh, Tari, bukannya kalau misalnya kita dekat sama saudara, bukannya sering berantem? Kan lebih bagus kita tuh jauh, jadi kita sering dikangenin, dirinduin, ya kan? Denada, iya. Ibaratnya itu, kalau dibilang kayak biarlah tetap harum walaupun jauh. Daripada dekat pun jadi bau, kan? Iya, sebenarnya lagian pun, sebenarnya kan di kampung itu mulut-mulut orang-orang tetangga di situ resek kali. Kadang-kadang aku enggak suka juga, sebenarnya. Cuman kayak mana, Kakak aku enggak ngasih. Kalau pergi dulu, kita, kalau aku sih enggak mau ya tinggal di kampung kayak gitu. Apalagi kayak sama style aku yang kayak gini, penampilan dan G. Aku kayaknya aku gak cocok memang tinggal di kampung. Bagus di kota aja, ya. Aku kalau di rumah, gak mungkinlah. Dan aku kayak gini, kan, aku kalau di rumah pakai-pakai baju biasa aja. Nanti kalau misalnya aku dandan, mencolok kali. Nanti orang-orang situ paya mulutnya. Udah gitu, Kakak aku pun gak tahu juga dia, aku kerja di mana. Dia tahunya aku kerja di KFE aja."
"Eh, Tari, isn't it true that if we're close to relatives, we often fight? It's better to be far away, so we are missed and longed for, right? Denada, yes. It's like as they say, let it remain fragrant even if it's far away. Better than being close and becoming a burden, right? Actually, besides that, in the village, the neighbors are quite annoying. Sometimes I don't like it either, honestly. But what can I do, my brother doesn't allow it. If I could leave, I wouldn't want to live in such a village. Especially with my style like this, my appearance and everything. I don't think I'm suited to live in a village. Better in the city, right. At home, it's impossible. And I am like this, you know, at home I just wear regular clothes. If I dress up, it's too flashy. The neighbors would be talking. Plus, my brother doesn't even know where I work. He thinks I just work at a cafe."

"Ih, kalau aku jadi, aku tu, udah stres, depresi. Secara kan, Denada, kita kan punya tubuh yang indah, cantik, dan seksi. Ya, harus ditunjukkan dong ke orang-orang, jangan ditutup-tutupin kayak si Tari itu. Kalau aku jadi dia, enggak sanggup. Hidupku enggak lah. Bang, yang ini pagar hitam ini berhenti ya. Ha, ini ni. Ha, ya udah, kalau kayak gitu kita langsung pulang aja kali ya. Iya, udah langsung pulang aja. See you on the floor ya! Yes, yes, baby. Eh, oh hati-hati, Tari. Ulang arar, sampai ketemu lagi in the crotcot. Selanjutnya, hati-hati."
"Oh, if it were me, I would be stressed, depressed. Because, Denada, we have beautiful, attractive, and sexy bodies. Yes, it must be shown to people, not hidden like Tari does. If I were her, I couldn't bear it. My life, no way. Brother, stop at this black gate, okay. Yes, this one. Okay, if so, let's just go straight home, yeah? Yes, just go straight home. See you on the floor, yeah! Yes, yes, baby. Eh, oh be careful, Tari. Repeat the action, see you again in the future. Next, be careful."

"Bye! Ya udah, Bang, jalan lagi, Bang. Yuk. Aduh, sakit kali anting aku ini. Udah jauh orang itu kan. Ih, untung orang itu gak singgah ke rumahku. Kalau singgah, apa? Gak golang juga ditengok orang itu bentuk rumahku, kan. Udahlah, aku pulang dululah. Aku udah jauh ke orang itu, ngantuk kali. Aku, eh, ini handphone Tari, bukan sih? Oh, iya, Denada, ketinggalan tuh handphone-nya. Kita antar aja kali ya, nanti dia ke carian. Ya udah, Pak, balik ya, Pak. Mau antar handphone teman kita, soalnya ketinggalan. Putar balik ya. Enaklah kau duduk di kursi itu, kau pinjamkan apa, kursus satu sama. Eh, panjang umur, l dia datang. Dia itu, Setari mana dia? Heh, udah ngumpul-ngumpul di sini. Ngapain ngumpul-ngumpul di sini? Hah, K, dari mana aja tadi? Hah, 5 hari, enggak pulang.
"Bye! Okay, brother, let's go again, brother. Let's go. Ouch, my earring hurts so much. That person is far away now, right. Oh, luckily that person didn't stop by my house. If they did, what? They wouldn't be impressed with the shape of my house, right. Well, I'm going home first. I'm far from that person, so sleepy. Eh, is this Tari's phone? Oh, yes, Denada, she left her phone. Let's take it to her, or she'll be looking for it. Okay, sir, turn back, sir. We want to return our friend's phone, because she left it. Turn around, yeah. It's nice you sit in that chair, what did you lend? Long life, oh, here she comes. Where has Setari been? Hey, gathering here. What are you gathering here for? Huh, K, where have you been? Huh, 5 days, haven't come home."

Don't let envy cloud your vision; success isn't always what it seems.

"Bye. Alright, Bang, let's go, Bang. Ouch, my earring hurts so much. That person is far away, right? Thank goodness that person didn't stop by my house. If they did, what then? They wouldn't have noticed my house. The shape of my house, right? Alright, I'll head home first. I've gone far from that person, so sleepy.

/ "Bye. Ya udah, Bang, jalan lagi, Bang. Yuk. Aduh, sakit kali anting aku ini. Udah jauh orang itu kan? Ih, untung orang itu gak singgah ke rumahku. Kalau singgah, apa? Gak golang juga ditengok orang itu. Bentuk rumahku kan? Udahlah, aku pulang dululah. Aku udah jauh ke orang itu, ngantuk kali.

Eh, is this Tari's phone or not? Oh, yes, Denada left her phone behind. Let's just deliver it, or she'll be looking for it later. Alright, Sir, let's turn back. We want to return our friend's phone because it was left behind. Turn around. You're lucky sitting on that seat. What did you lend? One course, eh long life.

/ Eh, ini handphone Tari, bukan sih? Oh, iya, Denada ketinggalan tuh handphone-nya. Kita antar aja kali ya, nanti dia ke carian. Ya udah, Pak, balik ya, Pak. Mau antar handphone teman kita soalnya ketinggalan. Putar balik ya. Enaklah kau duduk di kursi itu. Kau pinjamkan apa? Kursus satu sama eh panjang umur.

Lia came. Where's Setari? Hey, gathering here already. Why are you gathering here? Hah, K, where have you been? Hah, 5 days not coming home. K counted not at home. Since when is K's clothes like that? Hey, Lia, it's not your business. Where am I going? Let it be my business. No need to interfere. The important thing is I just came back from Singapore.

/ Lia datang. Dia itu Setari mana? Heh, udah ngumpul-ngumpul di sini. Ngapain ngumpul-ngumpul di sini? Hah, K, dari mana aja tadi? Hah, 5 hari k enggak pulang. K hitung-hitung k enggak ada di rumah itu. Mulai hari apa itu baju k itu lagi kayak gitu? He, Lia, enggak urusan k. Aku mau ke mana? Mau ke mana? Biar jadi urusan aku. Gak usah k urus-urusin. Yang penting, aku habis jalan-jalan dari Singapura.

Ggak k, just stay home. Elele, you talk a lot about Singapore. Singapore just to Ketembung. Na, angkot muntaah, let alone to Singapore. Hey, Lia, your mouth is saying things. I vomit in any car. I'm like that K. I don't believe I just came from abroad.

/ Ggak k, k di rumah aja. Elele, k banyak kali cakap ke Singapura. Singapura ke aja ketembung. Na, angkot muntaah, apalagi ke Singapore. He, Lia, dia mulut k itu k bilang-bilang pula. Aku muntah-muntah naik mobil mana aja. Aku kayak gitu k. Ggak percaya aku habis dari luar negeri.

Ha, don't believe K? I can prove it. I brought chocolate from Singapore. Eh, isn't it expensive chocolate, Tari? From Singapore. Eh, what do you want me to do, Tari? Hel, hel, like you want this. But I'm afraid you'll vomit later because your mouth is not used to eating such expensive food. This is rich people's food. Catch! Hi, thank you, Lotari. Bless always. Masyaallah, tabarakallah. Eat my chocolate. Even poor people, Tari. Just once to Singapore, already acting rich.

/ Ha, gak percaya k? Ini aku buktikan. Ini aku bawa coklat dari Singapore. Eh, cokelat mahal l itu kan, Tari? Dari Singapura. Eh, mau aku kapa, Tari? Hel, hel, kek mau ini. Tapi aku takutnya nanti k menck, soalnya k mulut K gak biasa makan makanan mahal kayak gini. Ini makanan orang kaya. Nah, tangkap! Hi, makasih, Lotari. Berkah selalu ya. Masyaallah, tabarakallah. Makan coklat aku kep. Pun orang miskin, Tari. Baru k sekali ke Singapura aja, udah soknya minta ampun. Udah kayak orang kaya.

To me back then, when I was a girl, I went by train to Australia. Tah. Ihil, getting more and more. Jang, we must find another location. The people here have no money anymore. All poor. No more money. Let's find another location.

/ Ke aku dulu, waktu gadis, naik kereta ke Australia sana. Tah. Ihil, makin bat kok. Jang, kaliamnya kita harus mencari lokasi lain. Soalnya orang-orang di sini nih udah tak ada duitnya. Udah miskin-miskin. Tak ada lagi duitnya. Macamnya kita ke car lokasi lain.

Who was that earlier? They said Tari's house is back there, right? They said yes. Because earlier they got out of the car and went straight there. But why is it quiet? They said earlier the house of the elder brother is also closed. Well, let's just go there. Yada. Eh, where are you going? Eh, Ma'am, we want to go to our friend's house. They said it's in the back. Eh, is your friend the bodirir? Who? Not our friend, it's Tari. They said the house is there.

/ Lah, siapa itu tadi? Katanya rumah Tari yang di belakang sana, kan? Katanya sih iya. Soalnya pun tadi dia turun dari mobil langsung ke situ. Tapi kok sepi ya? Ini katanya tadi rumah Kakaknya juga tutup. Yaudahlah, kita ke sana aja. Yada. Eh, onak ke man kalian? Eh, Bu, ini l kami mau ke tempat rumah kawan kami. Katanya sih rumahnya di belakang. Eh, siap kawan kalian si bodirir? Siapa? Bukan kawan kita si Tari. Katanya rumahnya di situ.

Oh, you were tricked. That's not her house. It's the same house of si cap. Still B. That's Denada's. Not here her house. Means we were tricked by Tari. Ah, but it's impossible. She has a rich style. Surely her house is big too. Earlier she got out here. So, Ma'am, where is her house then? Oh, B, you were tricked. Tari's house is not there. It's in the back there.

/ Oh, ditipu kalian. Itu bukan rumahnya. Si rumah si cap sama. Masih B. Itu loh, Denada. Bukan di sini rumahnya. Berarti kita kena tipu sama si Tari. Ah, tapi gak mungkin. Orang dia gayanya war. Kok pasti rumahnya juga besar. Kan tadi dia turun di sini. Kok, Bu, jadi rumahnya di mana, Bu? Oh, B, dah kalian itu ditipu. Tari, mana ada rumahnya di situ. Orang rumahnya di belakang sana.

Why at the back? Yes, I mean back there. That's why we want to go there. What does this lady mean? Tari rents. How could a rich girl like Tari rent? Eh, she rents back there. The owner of the rented house, that's their house. That's why si T is already known in this village. Just average. Just in the city.

/ Kok di belakang? Iya, maksudnya di belakang sana. Kan makanya kita mau ke sana. Apa yang dimaksud sama ibu ini? Si Tari itu ngontrak. Mana mungkin masa perempuan sekaya Tari ngontrak? Eh, dia ngontrak di belakang sana. Ini yang punya rumah kontrakan itu rumahnya. Itu udah ngubuh si T itu di kampung ini. Biasa-biasa saja. Aja di kota.

No way, we won't believe it until we see it ourselves. Direction, Ma'am. If you're jealous of someone else's success, don't be like that. Ih, jealous you say. Impossible Setari would want you to eat, ask here with neighbors. She asks for food, asks for food. Impossible. Ih, how come impossible? You don't believe it? Let us take you to the Rum over there. Yo, all right. Let's go. Hope she's mistaken. Let's just follow."

/ Saja itu yaah, di ah enggak mungkin kalau kami enggak nengok sendiri. Arah-ara, Ibu. Kalau ibu iri sama kesuksesan orang lain, jangan kayak gitu dong. Ih, iri kau bilang. Gak mungkinlah Setari itu aja mau kalian makan, minta-minta di sini sama tetangga. Dia minta-minta makan, minta-ma makan. Gak mungkin. Ih, kok gak mungkin? Kok tak percaya kalian? Guantar kalian ke Rum di sana. Yo, ya udah. Ayo. Semoga aja dia salah orang. Yuk, kita ikutin aja."

The chocolate Tari has is really good. But why does it make you dizzy? Like there's alcohol in it. Is it true? But it's tasty. Of course, it's expensive chocolate. Even one like that costs $100. How could it be $100? That's really cheap. It's just cheap chocolate. It's like from the market. What you're eating sticks to the roof of your mouth. It's delicious, no sticking on the roof.

/ Enak kali l Tari coklatnya. Tapi kok kayak bikin pusing gitu ya? Kayak ada alkohol-alcoholnya gitu. Apa iya? Tapi enak loh. Iyalah, namanya cokelat mahal. Itu pun satu kayak gitu. Itu harganya 100 dolar. Mana mungkin itu 100 dolar? Itu murah kali. Ini aja coklatnya murahan. Ini kayak di pajak-pajak. Itu yang awak makan, itu lengket di langit-langit mulut. Tawa. Enak kok, enggak ada lengket-lengket di langit-langit.

Hm, $100 is rupiah right? How much is 100 Singapore dollars if you convert to rupiah? Already r.uta100. That's one book. How could it be that much? One million. Even the chocolate box is like that. I believe it's expensive. It tastes good like this. Even the packaging is exclusive. Is there more, Tari, for my children? There's none. None, just a little. I bought it to share with Lia. Don't bring it home for all your many children. I don't want that chocolate.

/ Hm, 100 dolar itu rupiah kan? Berapa 100 dolar Singapura itu kalau kau kalikan rupiah? Udah r.uta100. Itu satu book. Mana mungkin segitu harganya. Sejuta. Masak tempat coklatnya pun kayak gitu. Kalau aku sih yakin ini harganya mahal. Orang enak kayak gini kok. Tempatnya pun eksklusif. Ada lagi, Tari, untuk anak-anakku? Enggak ada. Gak ada, cuman dikit. Ku beli itu pun nanti bagi-bagi sama Lia. Ya, jangan kau bawa pulang untuk anak-anak kau yang banyak itu. Aku ggak mau itu coklat itu.

Cokelat mahal itu enak, tapi kadang kita lebih suka yang sederhana dan nyaman.

Alcohol? The alcohol is like that. Is it really? But it's delicious, you know. Of course, it's called expensive chocolate. Even just one, like that, it costs 100. How could it be 100 dollars? That's really cheap. This chocolate is cheap, like the ones at the market. The one you ate sticks to the roof of the mouth. Laughter. It's delicious though, there's nothing sticking to the roof of the mouth. Hmm, 100 dollars in rupiahs is how much? 100 Singapore dollars if you convert it to rupiah, it's already r.uta100. For one book, how could it be that price? One million? Even the chocolate box is like that. / Alkohol? Alkoholnya gitu. Apa iya? Tapi enak loh. Iyalah, namanya cokelat mahal. Itu pun satu, kayak gitu, itu harganya 100. Do, mana mungkin itu 100 dolar? Do, itu murah kali. Ini aja coklatnya murahan, ini kayak di pajak-pajak. Itu yang awak makan, itu lengket di langit-langit mulut. Tawa. Enak kok, enggak ada lengket-lengket di langit-langit. Hm, 100 dolar itu rupiah kan berapa? 100 dolar Singapura itu kalau kau kalikan rupiah udah r.uta100. Itu satu book, mana mungkin segitu harganya? Sejuta? Masak tempat coklatnya pun kayak gitu.

If it were me, I'm sure it's expensive, how could something this good not be? The place is also exclusive. Is there more dancing for my kids? There's none, none. I only bought a little, and later I'll share it with Lia. Yeah, don't you bring a lot back home for your kids. I don't want that chocolate. It's cheap chocolate, how could there be money to buy expensive chocolate like that? Especially going to Singapore, lots of talk. / Kalau aku sih yakin ini harganya mahal, orang enak kayak gini kok. Tempatnya pun eksklusif. Ada lagi tari untuk anak-anakku? Enggak ada, enggak ada. Cuman dikit ku beli, itu pun nanti bagi-bagi sama Lia. Ya, jangan kau bawa pulang untuk anak-anak kau yang banyak. Itu aku ggak mau itu coklat. Itu cokelat murahan, itu mana mungkin ada duit beli cokelat mahal kayak gitu. Apalagi ke Singapura, banyak cakapnya.

You're in the eucalyptus wood area, buying nice things. You said you don't believe it. People say go to Singapore, you say I don't have money. I could buy this shop if I wanted. There's another one, I don't believe there's any left. Fine, ask for it, later I'll just sell it. This again multiplied by one 10,000, it's pretty decent. Don't finish it, some for dancing. If you want to go, inform us, don't just go on your own. / Kau di kayu putih itu, kau beli he Li bagus-bagus. Kau ngomong, kau gak percaya kali. Orang bilang pergi ke Singapore, kau bilang aku gak ada duit. Warung ini bisa aku beli mau. Ini satu lagi, gak percaya ada mau ini. Ya udah, sini minta, nanti ku jual aja. Ini lagi kalikan satu 10.000, kan lumayan. Jangan kau habiskan itu, sum he tari. Kalau mau pergi-pergi, kau bilang-bilang, jangan kau pi sendiri-sendiri.

You're so attentive like that. Usually, wherever I go, I don't care. All this time too, I went, just today if it takes too long, I said my house would explode too. Why? What are you doing here? I want to give your phone, you left it in the car earlier. You're here, you said you were behind the house. / Kau perhatian kali kayak gitu. Biasanya aku ke mana-man pun, aku gak peduli. Kan selama ini juga pi-pigi, cuman hari ini kalau lama-lama, aku bilang nanti meledak rumahku juga. Kenapa? Kok di sini ngapain? Ini mau antar handphone kau, tadi kan ketinggalan mobil rumah. Kau di sini, kata kau di belakang rumah.

What, pul handph? Yeah. Hehehe. The phone can be called back. So lively. How could it be tomorrow, who knows there's work that contacts you, right? Hey, does this Tari's sister's face look like yours? Is she your sister? Yeah. This is Tari's sister, Tari's house is the pink one. This is her sister's shop. Eh, what's up with Mawar and Denada? / Kau apa, pul handph? Iak. Diahuahak. Di pon kan bisa becok dipulangkan. Heboh kali. Mana mungkin besok-besok, siapa tahu ada kerjaan yang ngubungin kau kan? Heh, tari kok kakak ini mukanya sama ya kayak kau? Apa dia kakak kau? Iyalah. Ini kakaknya si tari, rumah si Tari itu yang warna pink. Ini kedenya kakak dia itu. Eh, apa mawar sama Denada?

Don't listen to what people say. I'll tell you, earlier when we were on the way back from Singapore. People's mouths are difficult, they like to interfere. How could my house be like a Barbie house like that? The small one is actually lying. Who is it? Din nada? Tari or the Mother? I think it's the Mother who's lying. Mother Tari said herself she doesn't live here. / Jangan dengarin omongan orang. Ini akan aku bilang, tadi kan waktu di jalan kita baru pulang dari Singapura. Kan mulut orang ini, ni susah kali, suka-suka ikut campur. Orang mana mungkin rumahku kayak rumah Barbie kayak gitu. Kecilnya ini sebenarnya yang bohong. Siapa sih? Din nada? Si tari atau si Ibu? Ini kayaknya sih yang bohong. Ibu ini tari kan ngomong sendiri kalau dia enggak tinggal di sini.

But yes, I also don't believe that Tari lives in this small house. Yeah, how could a rich woman like Tari live in this house? It's really just Mother who's a liar, I don't like seeing her. Eh, indeed bonah. Why is her house here? How could we sneak around here? Enough, enough, don't make a fuss anymore. This Bujing is so noisy, her mouth is already big on one side. / Tapi iya juga sih, aku enggak percaya kalau si tari tinggal di rumah yang kecil ini. Iya, mana mungkin masa perempuan sekaya tari tinggalnya di rumah ini. Memang Ibu ini aja nih yang tukang bohong, enggak suka lihatnya. Eh, emang bonah. Kok rumahnya di sini? Mana mungkin kami irik-irik ya kan di sini? Udah, udahlah, kau jangan lagi ribut-ribut ah. Heboh kali si bujing ini, mulutnya udah besar sebelah.

What do you have? Mawar? Is there anything? I'm taking care of the land papers over there. So for now staying here. Who arranged the contract before? Waiting a month I paid for it overnight, gosh. / Punya itu apa? Mawar? Apa ada? Aku lagi ngurus surat tanah di depan sana. Jadi sementara tinggal di sini. Dulu mana yang urus kontrak? Nung sebulan aku yang bayar semalam itu, ampun.

If Mom chooses friends, Tari do you want difficult people or what? The important thing is we're together. Yeah, because we're already comfortable, friends with you, Tari. I'm quite touched by your friendship like that. It seems she has money, Bujing, there's 300 sharing. Little one, I'm going home first, okay. Do you want to take down the laundry? Okay, I'm going back first, okay. Chocolate. / Kalau umak pilih-pilih kawan, tari kau mau orang susah mau apa? Yang penting kan kita sama-sama. Iya, soalnya kan kita udah nyaman sih, kawan sama kau tari. Ada-ada terharu kali aku dengan pertemanan kalian kayak gitu. Kayaknya berduit dia bujing, ada 300 bagiap. Dik, aku pulang dulu yo. Apa nak mengangkat jemuran? Yo, balik aku dulu yo. Coklat.

A little, poor mother. L Denada, her face is pitiful. Oh, what's it called? Needs pity like that. I looked at that mother like remembering my Mama, because I haven't seen my Mama. Okay, don't think too much, it's impossible we just give a little. Fine, just consider it charity. / Dikit ya, ampun kasihan kali ibu itu. L Denada, iya mukanya belas kasihan. Aduh, apa sih namanya? Butuh-butuh dikasihan gitu. Aku nengok ibu itu kayak teringat Mamaku, soalnya kan aku udah gak pernah nengok Mamaku. K, jangananganb ini, gak mungkin kita kasih cepek limolek aja. Yaudahlah, dianggap aja sebagai sedekah.

Yeah, why Mawar? Eh, is this you, Tari? Oh, I have no money. Why is my money gone? Did you also lose money? Why is this all I have left? Yeah, earlier there was 200, now it's gone. Yeah, ih, why is the money gone? Ih, all the tips from last night were there. You know yourself, I was given a tip. / Ya, kenapa mawar? Eh, ini lu tari. Aduh, uang aku gak ada. Uangku kok gak ada? Kau juga kehilangan uang? Kok tinggal ini uangku? Ya, tadi ada di kak, tiba-tiba hilang. Ya, ada 200 tadi guangk, kok gak ada? Ya, Ih, kok gak ada uang? Ih, uang tip tadi malam semua ada. Tahu sendiri kan, aku dikasih tip.

This is it. Oh, I know already. The type of women like you. Okay, embarrassed to be poor, pretending to say we're poor. Hang in there, we are poor who? She's Tari, ah. My sister. Oh, sorry, Sis. Sorry. Hey, irresponsible people. Ken, go home to Li, don't yell at your friends. I'm already okay. Well, later I'll change it, later I'll transfer. Later I'll return the lost one. Really how much? Yes, your money was really lost 40,000. R, r 200 Li, later I'll transfer. / Ini ak ada. Alah, aku tahu kali ya. Tipe perempuan-perempuan kayak kalian ini. Oka, malu miskin, sok k bilang kita pur-a. Hang in kami mokaoka k yang miskin siapa sih? Dia tari ah. Kakak aku. Oh, maaf ya Kak. Maaf. He, manusiamanusia enggak beres. Ken, pulang sana pulang Li, k jangan k marah-marahin kawan-kawan. Aku udah ggak apa-apa. We, nanti k ganti, nanti ku TF. Nanti ku balikkan sama kan yang hilang. Betul berapa? Iya, betul uangmu hilang 40.000. R, r 200 Li, nanti aku TF aja.

Well, it's okay. You guys just go home, later I'll TM. Take care of yourselves, don't tell my Mom my house is like this. Yes, Sis, the Barbie house. Indeed, no brains all. Everything is like that, not dissolved. People end up happy. Happy to get a lot of money. Happy happy happy. Kiss. / Ya udah, enggak apa-apa. Kalian pulang aja, nanti aku TM. Hahati kalian ya, jangan bilang-bilang Mami rumah aku kayak gini. Ya Kak, kandang Barbie. Memang gak ada otak k. Semua gim lah si tadi, gak jadi cair. Orang jadinya hore hore. Hore dapat duit banyak. Hore hore hore. Muah.

Eh, there's Tari. Is she at her house? Going home now. Yeah, afraid later you might need something. Who knows someone calls about work, right? Yes, that's true. Eh, Ti, she looks like you? What about your sister? But they say your sister's house is there. You must be lying. Because Bujing said, eh why did Bujing say. I already know. / Eh, ada si tari. Ada gak ya di rumahnya? Pulang ini. Ya, takutnya nanti kau kan perlu-perlu. Mana tahu ada yang telepon hubungin kerjaannya kan ada-ada. Iya, betul itu loh. Eh, Ti, kok mirip ya sama kau? Apain kakak kau? Tapi katanya rumah kakak kau di situ. Kau pasti bohong ya. Soalnya dia bilang si bujing bilang, eh kok bujing bilang. Aku udah tahu.

This is the name, don't make it too long. If you've talked too long, maybe in the future who knows you might need a job and need to be contacted. Eh, okay. I see this sister looks like you. Yeah, is she your sister? / Namanya ini, makanya jangan kepanjangan. Kalau udah ngomong kepanjangan, mungkin besok-besok mana tahu kau perlu ada kerjaan yang kau hubungin kan. Eh, t k. Aku tengok kakak ini mirip sama kau. Ya, apa dia kak kau?

Alright, it seems earlier it was really long. It seems earlier it was really long. / Udah, kayaknya tadi panjang banget deh. Kayaknya tadi panjang banget.

ย